POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda sejak dini hari, Selasa (27/5/2025), menyebabkan puluhan titik terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter, serta memicu tanah longsor dan pohon tumbang di sejumlah kawasan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda mencatat sedikitnya lima kasus longsor, satu pohon tumbang, dan genangan air di berbagai titik, termasuk lingkungan sekolah dan fasilitas umum.
Banjir dilaporkan terjadi di beberapa ruas jalan utama seperti Jalan DI Panjaitan, Simpang Air Hitam, Simpang Mugirejo, Jalan Gajah Mada, serta area penting di depan Kantor Gubernur dan Pasar Pagi Samarinda.
Kepala BPBD Samarinda, Suwarso, menyampaikan bahwa kondisi tersebut menjadi ujian serius terutama bagi mobilitas warga dan dunia pendidikan.
“Kami berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan warga, terutama bagi anak-anak sekolah yang terdampak,” kata Suwarso.
Diketahui, banjir turut merendam beberapa fasilitas pendidikan seperti SMPN 13, SDN 05, SDN 011, SDN 014, dan SDN 019 di Kecamatan Palaran.
“Kami tidak hanya menyisir jalan-jalan utama, tapi juga memastikan fasilitas pendidikan tetap bisa berfungsi. Kami berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk penanganan cepat,” kata Suwarso.
BPBD juga mengimbau pihak sekolah untuk mengambil langkah darurat jika terjadi kenaikan air mendadak.
Hujan deras juga menyebabkan satu pohon tumbang di Jalan Lambung Mangkurat, yang menutup sebagian akses lalu lintas.
Sementara itu, lima titik longsor teridentifikasi, antara lain di kawasan Jalan Gerilya dan Batu Cermin, yang mengancam permukiman warga di sekitar tebing dan bantaran sungai.
“Waspadai wilayah dekat tebing dan sungai jika ada tanda-tanda longsor atau air meluap segera lapor,” pingkasnya.
Saat ini, tim BPBD bersama relawan dan petugas gabungan masih disiagakan untuk melakukan evakuasi, pembersihan, dan pemantauan intensif di titik-titik rawan.
Suwarso menambahkan bahwa masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi hujan susulan dan untuk sementara menghindari perjalanan tidak mendesak, terutama melewati kawasan yang tergenang. (*)