POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Samarinda kini tengah fokus memperkuat kualitas layanan gizi dengan memperketat sistem operasional dapur dan memastikan seluruh proses memenuhi standar halal serta kelayakan.
Koordinator Wilayah (Korwil) BGN dan juga Korwil SPPG Samarinda, Hariyono, mengungkapkan bahwa dari total target 73 SPPG, hingga saat ini baru 13 yang sudah beroperasi aktif di Kota Samarinda.
Namun, pihaknya memastikan akan ada penambahan 10 SPPG baru yang sedang dalam tahap persiapan.
“Kalau nanti 10 SPPG ranting itu sudah jalan totalnya akan jadi 23 unit yang aktif beroperasi di Samarinda,” kata Hariyono saat dihubungi via telepon, pada Selasa (7/10/2025).
Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa proses pendaftaran untuk membuka dapur SPPG kini dilakukan secara terbuka.
Untuk mendaftar dan membuka dapur (SPPG) program Makan Bergizi Gratis (MBG), kunjungi mitra.bgn.go.id di mana berbagai lembaga atau yayasan dapat mendaftar sebagai mitra resmi BGN.
“Pendaftaran dilakukan secara terbuka. Siapa pun, termasuk yayasan atau koperasi, bisa mengajukan diri untuk menjadi mitra BGN selama memenuhi syarat yang ditetapkan,” ujarnya.
Menurutnya, ada sejumlah persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh calon mitra, di antaranya kelengkapan dokumen lokasi, kepemilikan lahan, serta verifikasi teknis dari pihak BGN.
Namun, ia menegaskan bahwa sistem pendaftaran dan verifikasi kini dilakukan langsung melalui sistem daring, sehingga pihak wilayah hanya memantau secara umum.
“Untuk detail persyaratan teknis, itu langsung diatur dalam sistem pusat. Kami di wilayah hanya memastikan bahwa pelaksanaannya berjalan sesuai prosedur,” jelasnya.
Menanggapi isu mengenai penutupan sementara salah satu dapur program MBG di Samarinda, Ia menegaskan bahwa langkah tersebut bukan karena kasus atau temuan negatif, melainkan sebagai bagian dari evaluasi dan peningkatan Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Penutupan itu bukan karena masalah atau insiden tertentu. Kami hentikan sementara untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Tujuannya agar SOP bisa ditingkatkan dan tidak mengganggu operasional jangka panjang,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, evaluasi berkala ini penting dilakukan demi menjaga mutu layanan gizi dan memastikan masyarakat menerima makanan sehat, aman, serta sesuai standar halal.
“Kami ingin setiap dapur SPPG tidak hanya memenuhi target jumlah, tapi juga benar-benar memenuhi standar gizi, kebersihan, dan kehalalan. Itu prioritas utama kami,”pungkasnya. (*)