IMG-LOGO
Home Health Dinkes Samarinda Perketat Pengawasan Jajanan Sekolah, Pastikan Aman dan Sehat untuk Anak Didik
health | samarinda

Dinkes Samarinda Perketat Pengawasan Jajanan Sekolah, Pastikan Aman dan Sehat untuk Anak Didik

Mikhail - 07 Oktober 2025 18:33 WITA
IMG
Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, Ismed Kusasih. (POJOKNEGERI.COM)

POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Upaya menjaga keamanan pangan di lingkungan sekolah terus menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Ismed Kusasih, menegaskan pihaknya terus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap jajanan yang dikonsumsi oleh anak-anak di sekolah, bekerja sama dengan BPOM dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).


“Kami tidak hanya melakukan pengawasan tapi juga pembinaan rutin terhadap jajanan di sekolah. Walau belum bisa menjangkau semua sekolah, kami ambil sampel di lokasi-lokasi yang dianggap perlu pengawasan intensif,” ujar Ismed usai menghadiri pembinaan bersama DPRD Kota Samarinda, Selasa (7/10/2025).


Dalam kesempatan itu, Ia juga menyampaikan progres sertifikasi Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) bagi Satuan Pendidikan Penyelenggara Gizi (SPPG) yang melaksanakan program Menu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (MBG).


Saat ini, sebanyak 17 SPPG di Samarinda sedang dalam proses pengurusan SLHS.


“Syarat utama pengurusan SLHS adalah pelatihan keamanan pangan bagi penjamah makanan. Kami sudah melatih sekitar 300 hingga 400 tenaga pengolah makanan sekolah, dan akan terus kami tingkatkan,” jelasnya.


Ia mengatakan proses penerbitan SLHS bisa selesai dalam dua minggu apabila seluruh persyaratan terpenuhi.


Pemeriksaan kesehatan lingkungan, kualitas air, hingga kesehatan pekerja menjadi aspek penting dalam proses sertifikasi ini.


“Tenaga yang bekerja di dapur sekolah wajib sehat dan bebas dari penyakit menular seperti hepatitis atau TBC. Ini penting untuk mencegah risiko penularan penyakit lewat makanan,” tegasnya.


Menanggapi adanya satu SPPG di Samarinda yang sempat ditutup sementara, Ismed memastikan bahwa penutupan tersebut bukan karena kasus keracunan, melainkan penyesuaian standard operating procedure (SOP).


“Jadi bukan karena pelanggaran berat, tapi karena penyesuaian standar dapur dan operasional,” ujarnya.


Selain pengawasan makanan, Dinkes Samarinda juga mulai menggelar pemeriksaan kesehatan gratis di sekolah, termasuk pemeriksaan kadar gula darah bagi siswa SMP dan SMA.


Langkah ini merupakan bagian dari upaya pencegahan penyakit tidak menular sejak usia dini.


“Kami ingin menanamkan kesadaran hidup sehat sejak dini. Pemeriksaan gula darah kini sudah dilakukan di sekolah agar anak-anak bisa mengetahui kondisi kesehatannya sejak awal,” ungkapnya.


Ia mengatakan hasil pemeriksaan sejauh ini menunjukkan kasus terbanyak adalah gigi berlubang (karies), yang menjadi masalah umum di seluruh Indonesia.


“Tapi kita bersyukur, tingkat kesehatan anak-anak di Samarinda makin baik berkat kolaborasi lintas sektor,” pungkasnya. (*)