POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Wali Kota Samarinda, Andi Harun, melakukan peninjauan langsung ke kawasan Jalan Damai, Rabu (11/6/2025), dalam upaya penanganan banjir yang selama ini membayangi wilayah tersebut.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi persoalan banjir secara menyeluruh.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pemetaan titik-titik rawan banjir yang dilakukan Pemkot Samarinda guna mencari solusi komprehensif dan berkelanjutan.
Dalam kunjungan tersebut, Wali Kota didampingi tim survei dan perangkat drone untuk memetakan aliran air serta mengidentifikasi hambatan fisik yang mengakibatkan luapan air saat hujan deras.
“Hari ini kita lihat langsung, dan memang ini masalah yang cukup serius. Kita gunakan drone supaya perencanaannya lebih akurat dan bisa memberikan alternatif terbaik, apakah mengikuti jalur sungai atau memotongnya lewat jalur darat,” jelas Andi Harun.
Salah satu temuan penting adalah adanya sebuah rumah yang menghambat aliran air menuju sungai, menjadi bottleneck yang memperparah genangan.
Pemerintah kini tengah memeriksa status legalitas lahan sebagai langkah awal untuk pembebasan.
“Rumah ini menjadi bottleneck. Kalau tidak segera ditangani, aliran air akan terus terganggu. Kami sedang cek alas haknya, mudah-mudahan tahun ini bisa kita bebaskan,” terangnya.
Andi Harun juga menegaskan bahwa pendekatan teknis saja tidak cukup, dan dukungan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.
“Pemerintah punya niat, tapi kalau masyarakat tidak mendukung, pendekatannya akan berbeda dan itu tidak ideal,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia berdialog langsung dengan ketua RT dan tokoh masyarakat setempat, guna memastikan dukungan warga terhadap rencana penataan kawasan.
“Kalau warga mendukung dan menandatangani persetujuan, kita bisa langsung bergerak cepat. Ini yang saya apresiasi dari warga Jalan Damai, mereka mau bersama-sama mencari solusi,” ucapnya.
Andi Harun menegaskan bahwa penanganan banjir akan terus dilakukan secara bertahap namun tuntas, dengan pendekatan berbasis lapangan dan data.
“Pelan-pelan, setahap demi setahap. Kita tidak saling menyalahkan. Kita selesaikan satu per satu,” pungkasnya. (*)