POJOKNEGERI.COM, JAKARTA - Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud, mengingatkan pentingnya kesiapan daerah menghadapi dinamika geopolitik global yang semakin tidak menentu.
Peringatan ini ia sampaikan dalam Sarasehan Nasional bertema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menghadapi Tantangan Geopolitik Global Menuju Indonesia Raya” yang digelar di Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR RI, Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), MPR RI, dan Center for Geopolitics and Geostrategy Studies Indonesia itu dihadiri oleh lebih dari 800 peserta dari berbagai elemen strategis negara, termasuk pejabat tinggi, kepala daerah, dan unsur Forkopimda.
Dalam pemaparannya, Hasanuddin, yang akrab disapa Hamas, menyoroti dampak langsung konflik global terhadap kondisi daerah.
Ia menyebut bahwa ketegangan seperti perang Rusia-Ukraina dan rivalitas Amerika-Tiongkok telah mengganggu rantai pasok global, terutama di sektor pangan, energi, dan air bersih.
“Negara-negara besar saat ini sedang berlomba mengamankan tiga komoditas penting: pangan, energi, dan air. Kalau kita di daerah tidak siaga, rakyat yang akan paling dulu terkena dampaknya,” ujar Hamas.
Ia menegaskan, meski Kalimantan Timur kini tengah menjadi sorotan nasional karena ditunjuk sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN), kesiapan menghadapi dampak global tetap harus jadi prioritas.
“Kondisi Kaltim pasca gangguan distribusi energi sudah pulih. Pasokan pangan masih cukup, dan air bersih di Samarinda masih terjaga. Tapi kita tidak boleh lengah,” tegasnya.
Menurut Hamas, tantangan ke depan bukan hanya soal ketersediaan komoditas, tetapi juga menjaga stabilitas ekonomi daerah di tengah tekanan global.
Inflasi harus dikendalikan, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) harus dikelola secara sehat dan adaptif.
“APBD yang sehat itu bukan hanya simbol keberhasilan administratif, tapi benteng nyata yang melindungi masyarakat dari gejolak luar,” tambahnya.
Sarasehan ini dibuka langsung oleh Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, yang menekankan peran Pancasila sebagai kekuatan bangsa di tengah guncangan dunia.
“Pancasila bukan hanya ideologi di atas kertas, tapi sumber kekuatan kita untuk tetap berdiri tegak saat dunia bergolak,” tegas Muzani.
Acara dilanjutkan dengan dua sesi diskusi panel yang mengupas tuntas soal geopolitik dan dinamika ekonomi internasional bersama pakar kebijakan, akademisi, dan praktisi nasional. (adv)