POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Harapan masyarakat Samarinda untuk segera melintasi jalan terowongan pertama di Kalimantan Timur (Kaltim) harus tertunda.
Meski konstruksi fisiknya telah rampung 100 persen, terowongan yang digadang-gadang menjadi solusi kemacetan itu masih belum bisa difungsikan akibat longsor di area inlet Jalan Alimuddin.
Mengingat besarnya anggaran yang telah dikucurkan untuk proyek ini, yakni mencapai Rp395 miliar.
Pemerintah pun diminta tidak gegabah dalam pembukaan akses sebelum seluruh aspek keselamatan benar-benar terjamin.
Kepala teknis proyek, Prasetyo Nur, menjelaskan bahwa longsor tersebut telah diantisipasi sejak awal.
Namun kondisi tanah dan kemiringan lereng memerlukan penanganan lebih lanjut.
“Jadi pekerjaan ke depan, akan ada struktur perpanjangan tunnel di sisi inlet dan outlet sepanjang 72 meter untuk meningkatkan daya dukung lereng,” ungkap Prasetyo.
Ia menjelaskan bahwa proses pembangunan ini secara kontrak sudah dimulai sejak akhir 2022 dan ditargetkan rampung tahap satu pada akhir Desember tahun ini.
Namun pihaknya tetap menunggu arahan dari Pemerintah Kota dan Kementerian PUPR terkait perlunya pelandaian lereng lebih lanjut demi mencapai tingkat keamanan yang optimal.
Ia menambahkan, gejala retak mulai muncul sejak Februari lalu dan sejak itu pihaknya langsung melakukan investigasi geoteknik.
“Dari Februari sampai Mei kita sudah ambil uji tanah, lalu merancang desain penguatan lereng dari Juni hingga Juli Rencananya bulan Juli ini akan kita paparkan ke pemerintah untuk tindak lanjutnya,” jelasnya. (*)