IMG-LOGO
Home Advertorial DPRD Kaltim Desak Pemda Prioritaskan Kesejahteraan Guru Taman Pendidikan Al-Qur’an
advertorial | DPRD Kaltim

DPRD Kaltim Desak Pemda Prioritaskan Kesejahteraan Guru Taman Pendidikan Al-Qur’an

Mikhail - 24 Mei 2025 07:09 WITA
IMG
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), La Ode Nasir. (ist)

POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - DPRD Kaltim mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah nyata dalam meningkatkan kesejahteraan guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA).


Seruan ini datang dari Anggota Komisi I DPRD Kaltim, La Ode Nasir, yang menilai para guru agama tersebut belum mendapatkan perhatian yang layak, meski peran mereka sangat penting dalam pembentukan karakter generasi muda.

Dalam pernyataannya, La Ode menyoroti ketimpangan perlakuan terhadap guru TPA dibandingkan tenaga pendidik umum.


Ia menegaskan bahwa guru-guru TPA adalah ujung tombak pendidikan karakter yang bekerja dalam senyap namun menghasilkan dampak besar bagi masa depan anak-anak.

“Para guru TPA bekerja dalam diam, tapi hasil dari pengajaran mereka menentukan masa depan karakter anak-anak kita. Ini bukan pekerjaan kecil, melainkan pondasi peradaban,” ujarnya tegas.

La Ode menggambarkan kondisi memprihatinkan yang dialami para guru TPA, banyak di antaranya mengajar dengan sukarela atau hanya mengandalkan sumbangan dari masyarakat.


Minimnya honor atau bahkan tidak adanya insentif rutin membuat mereka rentan secara ekonomi.

Menurutnya, jika pemerintah serius membangun generasi religius dan berakhlak mulia, maka langkah pertama adalah menyejahterakan para pendidik agama.

“Apresiasi terhadap guru TPA tidak cukup hanya dengan ucapan terima kasih. Sudah waktunya ada kebijakan yang melindungi dan menyejahterakan mereka,” tambahnya.

La Ode menyerukan agar pemerintah mengalokasikan anggaran khusus melalui APBD atau skema hibah untuk mendukung pendidikan keagamaan, termasuk pemberian insentif yang layak kepada guru TPA.


Langkah ini, kata dia, akan berdampak besar dalam jangka panjang terhadap pembangunan karakter bangsa.

“Kalau guru mata pelajaran umum bisa mendapat tunjangan dan perhatian, mengapa guru TPA tidak? Mereka juga mendidik, bahkan di bidang yang sangat fundamental,” katanya.

Ia pun mendorong pemerintah daerah menyusun rencana strategis yang komprehensif, mulai dari pendataan jumlah guru TPA hingga pemberian insentif berkala.

“Sudah saatnya kita beri kepastian masa depan bagi mereka. Pendidikan karakter dimulai dari guru TPA, dan mereka layak diperjuangkan,” tutup La Ode. (adv)