POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Wali Kota Samarinda, Andi Harun menegaskan bahwa inovasi bukan sekadar pelengkap birokrasi melainkan jantung dari perubahan kota.
Dalam acara penganugerahan Lomba Inovasi BAIMBAI 2025 yang digelar di Ballroom Arutala Bapperida, Selasa (1/7/2025), ia menyampaikan bahwa tantangan zaman menuntut pemerintahan untuk terus bergerak, beradaptasi, dan berinovasi.
“Kita hidup di masa yang tidak lagi bisa diselesaikan dengan cara-cara lama. Masyarakat menuntut pelayanan publik yang cepat, efektif, dan solutif inovasi adalah jawabannya,” tegas Andi Harun.
Lomba BAIMBAI yang telah digelar untuk ketiga kalinya ini menjadi wadah bagi para inovator baik dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun masyarakat umum untuk menunjukkan kreativitas dan kepekaan mereka terhadap persoalan kota.
Tahun 2025, pendekatan lebih serius dilakukan lewat sosialisasi, bimbingan teknis, dan pendampingan inovasi, bahkan sampai pada penggalian gagasan lewat Teknologi Tepat Guna (TTG).
“TTG adalah bentuk nyata inovasi yang membumi teknologi ini tidak harus mahal, tapi bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terutama yang rentan,” tuturnya.
Ia menjelaskan pentingnya inovasi bukan sekadar mengejar penghargaan melainkan membangun budaya berpikir solutif dalam tubuh pemerintahan dan masyarakat tak heran jika Pemkot Samarinda rutin mengikuti Innovative Government Award (IGA).
Tahun 2024 lalu Samarinda berhasil meraih skor 57,12 dan diganjar predikat “Kota Inovatif”.
“Inovasi adalah investasi jangka panjang. Kita tidak sedang mengejar pujian tapi fondasi kota yang kokoh di masa depan,” katanya.
Ia pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan pemenang.
“Saya ucapkan selamat kepada para pemenang jadikan ini bukan garis akhir, melainkan awal dari kontribusi yang lebih besar untuk kota ini,” ujarnya.
Sementara bagi peserta yang belum berhasil, Ia berpesan agar tetap semangat dan menjadikan proses ini sebagai pengalaman belajar.
“Setiap ide sekecil apapun bisa menjadi kunci perubahan besar,” tuturnya.
Ia mengajak semua elemen kota OPD, dunia usaha, perguruan tinggi, hingga komunitas untuk bersinergi dalam ekosistem inovasi.
“Kalau kita ingin Samarinda maju dan punya daya saing maka kolaborasi dan inovasi harus menjadi budaya bukan proyek musiman,” pungkasnya. (*)