POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menegaskan komitmennya untuk menyalurkan gas elpiji (LPG) bersubsidi 3 kilogram secara tepat sasaran kepada masyarakat miskin.
Hal ini disampaikan Asisten II Setda Kota Samarinda, Marnabas, usai pelaksanaan uji coba operasi pasar LPG 3 kg yang digelar belum lama ini.
Uji coba tersebut menunjukkan adanya sisa stok meski alokasi telah diberikan kepada warga penerima subsidi.
“Kalau barang subsidi masih tersisa, itu artinya sasaran utama sudah terpenuhi. Tapi tetap saja, masih banyak warga yang tidak berhak justru ikut menikmati,”* ungkap Marnabas, Selasa (17/6/2025).
Dalam operasi pasar ini, Pemkot Samarinda mendistribusikan sebanyak 11.720 tabung gas LPG 3 kg.
Namun, karena masih terdapat sisa stok, tabung-tabung tersebut akhirnya dijual kepada masyarakat umum yang tidak memiliki kartu kendali.
“Pemegang kartu kendali itu sudah dapat. Sisanya kita jual saja, daripada kembali ke pangkalan,” tegas Marnabas.
Ia menyebutkan bahwa hingga saat ini, sekitar 20 ribu warga miskin di Samarinda telah menerima kartu kendali sebagai akses utama untuk mendapatkan LPG bersubsidi.
“Kalau ada warga miskin yang belum dapat, silakan lapor ke RT. Kalau tidak ditanggapi, langsung saja ke Disperindag. Kami siap bantu, jangan cuma teriak-teriak,” tambahnya.
Marnabas juga mengingatkan bahwa data penerima subsidi LPG bersifat dinamis dan terus diperbarui.
“Hari ini kaya besok bisa jatuh miskin. Sebaliknya juga bisa. Makanya, update data penting kami buka ruang itu," ujarnya.
Menariknya, Pemkot juga menerima usulan penyediaan LPG non-subsidi ukuran 3 kg untuk masyarakat mampu yang tetap ingin menggunakan tabung kecil.
“Ada warga yang bilang lebih nyaman pakai tabung kecil karena ringan. Jadi kami akan coba usulkan ke pusat agar tersedia varian 3 kg non-subsidi,” kata Marnabas.
Di sisi lain, dalam pelaksanaan operasi pasar tersebut, Pemkot juga menindak tegas dua pangkalan LPG yang ketahuan menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Tapi ini juga jadi PR karena kalau kita tutup pangkalan warga bingung mau beli di mana. Solusinya, alihkan stok ke pangkalan lain," pungkasnya. (*)