IMG-LOGO
Home Ekonomi Indonesia Punya Ribuan Sumur Minyak yang Belum Dikelola
ekonomi | umum

Indonesia Punya Ribuan Sumur Minyak yang Belum Dikelola

Hasa - 17 Juli 2025 14:58 WITA
IMG
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia

POJOKNEGERI.COM - Produksi minyak Indonesia terus menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. 

Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa potensi sumber daya minyak nasional sejatinya masih sangat besar, bahkan belum tergarap secara optimal.

Menurutnya Indonesia memiliki lebih dari 39 ribu sumur minyak yang tersebar di berbagai wilayah. 

Dari jumlah tersebut, baru sekitar 16 ribu sumur yang aktif berproduksi. Sisanya, sekitar 20 ribu sumur lainnya masih dalam kondisi tidak aktif atau belum dikelola sama sekali.

"Apakah sumber daya alam kita menyangkut minyak di negara kita sudah habis? Masih sangat banyak. Ada 39 ribu lebih sumur yang ada di Indonesia, ada 16 ribu lebih yang berproduksi, sisanya hampir kurang lebih 20 ribu itu sumur idle well dan atau sumur-sumur yang juga belum kita kelola," kata Bahlil dalam acara Sidang Senat Terbuka Wisuda ke-54 Program Sarjana Terapan Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, Kamis (17/7/2025).

Kementerian ESDM melihat ribuan sumur yang belum tergarap sebagai peluang strategis untuk meningkatkan kembali produksi minyak nasional.

Bahlil berharap putra-putri terbaik bangsa bisa mengelola sumber daya alam minyak Indonesia. 

Ia menyatakan, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, jangan sampai kekayaan alam Indonesia diserahkan orang lain atau asing.

"Siapa yang akan mengelola ini semua? Harapan saya dan atas arahan Bapak Presiden, kita pengin putra-putri terbaik yang akan mengelola sumber daya alam kita dan itu salah satu di antaranya ada pada kalian semua," ucap Bahlil di depan wisudawan dan wisudawati.

"Jadi jangan serahkan pengelolaan sumber daya alam kita kepada orang lain. Usahakan di negara kita dulu," tambahnya.

Bahlil senang kini semakin banyak pekerja lokal di sektor minyak dan gas (migas) di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa setiap tahunnya kualitas tenaga kerja dalam negeri tidak kalah dengan kualitas tenaga kerja asing.

"Dalam kurun waktu tiga bulan kami melakukan peresmian peningkatan lifting di Natuna itu 97% tenaga kerjanya adalah anak-anak domestik, anak-anak Ibu Pertiwi alias pribumi Indonesia asli, orang lahir, besar dan suku-sukunya ada di Indonesia. Satu bulan lalu kita resmikan lagi lifting kenaikan 30 ribu barel di Cepu oleh Exxon dan Pertamina. Laporan yang masuk ke kami 99% tenaga kerjanya juga adalah anak-anak Indonesia asli," beber Bahlil.

Bahlil menekankan bahwa Indonesia butuh generasi yang bisa melanjutkan tongkat estafet. Dalam konteks ini, ia menyebut orang yang dipakai negara ke depan tidak lagi berdasarkan atas latar belakang keluarga.

"Bapak jenderal, bapak menteri, bapak konglomerat, bapak kepala dinas, bapak gubernur atau orang tua gubernur, bupati, belum tentu anaknya akan menjadi orang-orang hebat kalau dia tidak mempersiapkan diri dengan baik," pungkasnya.

(*)