IMG-LOGO
Home Advertorial Yenni Eviliana: Isu Sosial Bukan Tambahan, Tapi Kebutuhan Mendesak
advertorial | DPRD Kaltim

Yenni Eviliana: Isu Sosial Bukan Tambahan, Tapi Kebutuhan Mendesak

Mikhail - 31 Mei 2025 07:43 WITA
IMG
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Yenni Eviliana. (ist)

POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Wakil Ketua DPRD Kaltim, Yenni Eviliana, menyerukan agar anggaran daerah lebih berpihak kepada sektor sosial yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat lapisan bawah.


Menurutnya, kebutuhan terhadap layanan sosial seperti perlindungan anak, pendidikan, dan kesehatan bukanlah sektor yang bisa dipinggirkan atau ditunda.

“Kalau memang bisa dibantu anggarannya, ya lakukan. Kalau bukan kita, siapa lagi? Ini untuk mempermudah dan membantu orang banyak,” tegas Yenni saat ditemui di Gedung E DPRD Kaltim, Senin (27/5/2025).

Sebagai legislator yang dikenal vokal dalam isu sosial, Yenni menekankan bahwa wakil rakyat punya tanggung jawab moral dan konstitusional untuk menjamin masyarakat mendapatkan akses yang adil terhadap hak-hak dasarnya.

“Itu memang tugas kita. Kalau anggarannya ada, salurkan. Kalau belum ada, kita cari jalannya agar tersedia. Jangan pasif,” ujarnya.

Yenni juga menyoroti minimnya perhatian terhadap isu sosial di wilayah terpencil Kalimantan Timur.


Ia menyebut, masalah sosial di daerah pinggiran justru lebih kompleks dibandingkan di kota, tapi seringkali luput dari perhatian.

“Anak-anak di daerah terpencil sangat butuh perhatian. Tapi sering kali kita tidak melihat ke sana. Sosial itu jarang sekali sampai ke bawah,” ungkapnya.

Selain anggaran, ia juga menyoroti pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter anak di era digital.


Menurutnya, media sosial yang tidak terbendung telah menjadi tantangan serius bagi tumbuh kembang generasi muda.

“Pola pikir orang tua sangat berpengaruh. Dengan sosial media, anak-anak bisa akses apa saja tanpa batas. Kalau tidak disikapi, dampaknya akan sangat besar,” tambahnya.

Yenni menyayangkan kebiasaan merespons isu sosial secara reaktif dan seremonial semata.


Ia menyindir pola penanganan yang hanya ramai di awal, tapi hilang begitu rapat selesai.

“Jangan sampai cuma hangat-hangat tahi ayam. Masalah sosial tidak selesai kalau hanya dibahas, tapi tidak ditindaklanjuti,” katanya.

Ia berharap sektor sosial ke depan bisa mendapatkan porsi anggaran yang lebih proporsional dan perhatian yang lebih serius dari seluruh pemangku kepentingan.

“Kita harus mulai dari hal kecil. Jangan remehkan isu sosial, karena dampaknya luas: ke pendidikan, kesehatan, bahkan ke stabilitas keluarga. Kalau kita serius, hasilnya akan besar bagi masa depan Kalimantan Timur,” tutupnya. (adv)