POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Polemik pembangunan insinerator komunal di Jalan Sultan Hasanuddin, Kecamatan Samarinda Seberang, kembali mencuat usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar DPRD Kota Samarinda.
Sejumlah warga menyampaikan keberatan karena khawatir kehilangan lahan yang sudah mereka tempati puluhan tahun, meski tanpa status kepemilikan sah.
Camat Samarinda Seberang, Aditya Koesprayogi, menegaskan pemerintah tetap menghormati aspirasi warga, namun pada saat yang sama memiliki tanggung jawab memastikan program pengelolaan sampah berjalan sesuai rencana.
“Kami menghormati apa yang diupayakan DPRD Kota Samarinda dan menunggu rekomendasi yang akan dikeluarkan. Tapi pemerintah juga wajib menjaga aset daerah agar bisa dimanfaatkan sesuai aturan,” ujarnya, Senin (18/8/2025).
Aditya menjelaskan, pembangunan insinerator sebenarnya sudah siap dilaksanakan sejak Agustus lalu.
Namun, penolakan warga berpotensi menunda jadwal proyek sehingga bisa berdampak pada konsistensi pelaksanaan.
“Kalau ada keterlambatan tentu ada konsekuensinya terhadap jadwal pengerjaan. Kami sampaikan ini agar DPRD juga bisa mengawasi kondisi di lapangan,” katanya.
Ia memahami keresahan warga yang sudah lama tinggal di lokasi tersebut.
Pemerintah, lanjutnya, tidak menutup mata terhadap aspek sosial.
“Puluhan tahun tinggal di situ tentu menumbuhkan ikatan. Karena itu, pemerintah menyiapkan bantuan sewa rumah agar masyarakat tetap diperhatikan,” jelasnya.
Lebih jauh, Aditya menekankan bahwa insinerator bukan sekadar proyek lokal, melainkan bagian dari agenda nasional penanganan sampah.
Dengan luas lahan sekitar 1.000 meter persegi, fasilitas ini diharapkan mampu mengolah sampah langsung tanpa penumpukan.
“Konsepnya tidak ada sampah yang menumpuk. Begitu masuk, langsung diproses. Itu bentuk keseriusan Pemkot dalam menjawab tantangan sampah yang makin meningkat,” tuturnya.
Ia pun mengingatkan, persoalan sampah bisa menjadi ancaman serius jika tidak dikelola dengan baik.
“Sampah kalau tidak dimanajemen akan jadi momok, bukan hanya bagi pemerintah, tapi juga bagi kita semua, karena kitalah yang memproduksinya setiap hari,” pungkasnya. (*)