IMG-LOGO
Home Internasional Kanada Mau Akui Negara Palestina, Israel Marah
internasional | umum

Kanada Mau Akui Negara Palestina, Israel Marah

Hasa - 31 Juli 2025 13:59 WITA
IMG
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney

POJOKNEGERI.COM -  Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, mengumumkan bahwa pemerintah Kanada berencana mengakui Negara Palestina secara resmi pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 yang akan digelar pada bulan September 2025.

Pengumuman ini disampaikan Carney pada hari Rabu (30/7) waktu setempat, menandai langkah diplomatik penting dari Kanada dalam mendukung kemerdekaan dan pengakuan internasional Palestina.

"Kanada bermaksud mengakui Negara Palestina pada Sidang Umum PBB ke-80 pada bulan September 2025," kata Carney dikutip AFP.

 Carney mengatakan, negaranya telah lama berkomitmen pada solusi dua negara, di mana Palestina dan Israel harus hidup berdampingan.

"Selama beberapa dekade, diharapkan hasil ini akan tercapai sebagai bagian dari proses perdamaian yang dibangun di sekitar penyelesaian yang dinegosiasikan antara pemerintah Israel dan Otoritas Palestina,” sambungnya.

Langkah pemerintah Kanada ini mendapat kecaman keras dari Pemerintah Israel.

"Perubahan dalam posisi pemerintah Kanada saat ini adalah hadiah bagi Hamas dan membahayakan upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan kerangka kerja untuk pelepasan sandera," tulis Kementerian Luar Negeri Israel dalam unggahan di media sosial X, dilansir media The Times of Israel, Kamis (31/7/2025).

Iddo Moed, Duta Besar Israel untuk Kanada, mengatakan bahwa Israel "tidak akan tunduk pada kampanye tekanan internasional yang menyimpang terhadapnya."

"Kami tidak akan mengorbankan keberadaan kami dengan mengizinkan pengakuan negara jihadis di tanah leluhur kami yang mengupayakan penghancuran kami," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Mengakui negara Palestina di tengah tidak adanya pemerintahan yang bertanggung jawab, lembaga yang berfungsi, atau kepemimpinan yang baik, berarti memberi penghargaan dan melegitimasi kebiadaban Hamas yang mengerikan," lanjut Moed. "Ini menghukum warga Israel dan Palestina yang menjadi korban Hamas, dan membenarkan Hamas," ujarnya.

(*)