Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda Sri Puji Astuti menyoroti tingginya angka kasus kekerasan pada perempuan dan anak di Ibu Kota Kalimantan Timur (Kaltim) Diketahui, Samarinda kembali mencatatkan angka tertinggi di Kaltim dalam Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Hingga Maret 2025, tercatat sedikitnya 50 kasus terjadi di Samarinda.
SelengkapnyaSebagai pusat pemerintahan Kalimantan Timur, Samarinda mencatat jumlah insiden kekerasan terhadap wanita dan anak tertinggi di wilayah ini.
SelengkapnyaIa mengatakan, untuk mencegah dan menanggulangi tindakan kekerasan terhadap anak di lingkungan pendidikan, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak, khususnya guru bimbingan konseling (BK)
SelengkapnyaInformasi dihimpun, penganiayaan dilakukan pelaku dengan cara memukulkan kayu rotan dan menyiram air panas kepada tiga bersaudara itu. Alasannya, karena ketiga santri itu dinilai bandel oleh pelaku.
SelengkapnyaDPRD Samarinda turut menyoroti kasus kekerasan senior kepada juniornya di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang
SelengkapnyaSoraya sapaan karibnya menjelaskan, bukan hanya edukasi saja yang terus digiatkan, tetapi juga memberikan infromasi untuk melaporankan ketika melihat aksi kekerasan atau mengalami kekerasan.
SelengkapnyaPuluhan TKI yang bekerja di perusahaan investasi ilegal di Kamboja menjadi korban kekerasan yang sangat keji.
SelengkapnyaAchmad Sofyan Noor anggota Komisi IV DPRD Samarinda, pada Selasa (28/6/2022), mengatakan langkah dini untuk menekan angka kekerasan anak dan ibu harus melalui langkah edukasi dini.
Selengkapnya