POJOKNEGERI.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengumumkan gencatan senjata sepihak selama tiga hari di wilayah Ukraina, yang akan berlangsung mulai 8 hingga 10 Mei 2025.
Pengumuman ini disampaikan Kremlin hanya beberapa hari menjelang peringatan Hari Kemenangan (Victory Day), sebuah hari bersejarah yang menandai kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II pada 9 Mei 1945.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Kremlin, disebutkan bahwa keputusan ini diambil sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan sejarah perjuangan rakyat Soviet.
Namun, Kremlin juga menegaskan bahwa jika Ukraina melanggar gencatan senjata, Rusia akan memberikan respons yang efektif .
"Rusia percaya bahwa pihak Ukraina harus mengikuti contoh ini. Jika ada pelanggaran gencatan senjata dari pihak Ukraina, angkatan bersenjata Rusia akan memberikan respons dan tanggapan yang efektif," bunyi pernyataan Kremlin seperti dikutip AFP pada Senin (28/4).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merespons pengumuman gencatan senjata tiga hari yang disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dia menuding gencatan senjata itu sebagai upaya manipulasi.
"Sekarang ada upaya manipulasi baru: untuk beberapa alasan, semua orang harus menunggu hingga 8 Mei," kata Zelensky dalam pidato hariannya dilansir AFP, Selasa (29/4/2025).
Sementara itu, sebelumnya Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy menyampaikan bahwa Ukraina menginginkan gencatan senjata lebih lama. Ukraina, kata Andriy, ingin gencatan senjata berlangsung selama 30 hari.
"Jika Rusia benar-benar menginginkan perdamaian, mereka harus segera menghentikan tembakan. Mengapa harus menunggu hingga 8 Mei?" tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiga di X.
(*)