IMG-LOGO
Home Nasional Pimpinan Pesantren Waria Shinta Ratri Meninggal Dunia, Kontroversi Pembangunan hingga Ada Santri Non Muslim
nasional | umum

Pimpinan Pesantren Waria Shinta Ratri Meninggal Dunia, Kontroversi Pembangunan hingga Ada Santri Non Muslim

2023 Anjas - 01 Februari 2023 19:07 WITA
IMG
KOLASE - Kolase foto Shinta Ratri/ Kolase foto by pojoknegeri.com

POJOKNEGERI.COM -  Pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah Shinta Ratri meninggal dunia lantaran serangan jantung. 

Shinta Ratri meninggal dunia pada Rabu (1/2/2023) di Rumah Sakit Umum Daerah Wirosaban, Yogyakarta.

Al Fatah adalah pondok pesantren khusus waria yang terletak di kawasan Notoyudan dan berada di tengah perkampungan penduduk.

1. Pesantren didominasi waria 

Sesuai namanya, para santri di Al-Fatah sebagian besar adalah waria. Mereka berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat, termasuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan agama.

"Tak dipungkiri memang kami masih banyak belajar. Aktivitas sebelum ada wabah, tiap Minggu dan Senin tempat ini selalu ramai dengan pembelajaran agama. Sekarang aktivitasnya dilakukan secara daring,” ujar Shinta dikutip dari Suara.com, Juni 2020 lalu.

2. Alasan pembangunan pesantren waria 

KEGIATAN - Ilustrasi kegiatan pesantren/ Foto: Metro TV

 

Pembangunan Pondok Pesantren Al-Fatah untuk Waria juga pernah menimbulkan kontroversi. Namun demikian, Shinta tetap teguh pada niatnya.

Shinta mengatakan bahwa manusia tidak dapat memilih jenis kelaminnya saat lahir. Menurutnya, sebagian besar waria terlahir sebagai laki-laki tetapi secara alami adalah perempuan.

Kondisi ini membuat sebagian orang atau keluarganya tidak bisa menerima keadaannya, sehingga waria memilih untuk meninggalkan lingkungannya.

“Konflik ini yang berbahaya, dia kehilangan banyak hal, termasuk budi pekerti mungkin, dan terutaa kehilangan agama. Maka dari itu, saya membangun ponpes ini agar mereka tetap pada jalur agama yang mereka anut,”  ungkap Shinta.

3. Utamakan Akhlak

BERDOA - Shinta Ratri/ Indozone

 

Stigma menjadi waria melekat pada setiap siswa dan tidak banyak orang yang dapat memahami keadaan mereka meskipun dipandang negatif oleh masyarakat.

Oleh karena itu, Shinta sangat mementingkan mengajarkan akhlak kepada para santrinya agar mereka tetap berperilaku baik terhadap masyarakat sekitar.

"Kami terus mendorong mereka untuk berakhlak dan berbaur dengan warga lainnya. Hal itu pasti sulit. Namun ketika berlaku baik di lingkungan tempat kita hidup, banyak hal yang dapat menerima kita apa adanya," terang Shinta Ratri.

Pelajaran agama yang dibahas mulai dari Fiqh hingga Bulughal Maram yang dipimpin oleh enam ustadz. Bahkan ada pelajaran dari agama lain untuk waria non-Islam.

4. Menampung Santri Non-Muslim

Waria yang memeluk keyakinan Kristen-Katolik juga dapat menerima bimbingan agama. Sejak tahun 2019, Pesantren Al-Fatah bekerjasama dengan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) untuk menjadi tenaga pengajar.

Hingga tahun 2020, terdapat 4 orang waria yang berkeyakinan Non Muslim di Pesantren tersebut.

(redaksi)

Berita terkait