IMG-LOGO
Home Daerah Pesan Wakil Wali Kota Samarinda Pada Peringatan Hardiknas 2025
daerah | samarinda

Pesan Wakil Wali Kota Samarinda Pada Peringatan Hardiknas 2025

Mikhail - 02 Mei 2025 15:22 WITA
IMG
Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan Hardiknas di Halaman Parkir Balai Kota Samarinda, Jumat (2/5/2025). (POJOKNEGERI.COM/HARPIAH M)

POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 tidak hanya dimaknai sebagai rutinitas tahunan, melainkan sebagai panggilan moral bagi seluruh elemen bangsa untuk berperan serta dalam pembangunan pendidikan di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, yang bertindak sebagai inspektur upacara pada peringatan Hardiknas di Halaman Parkir Balai Kota Samarinda, Jumat (2/5/2025).

Dalam sambutannya, Saefuddin menegaskan bahwa esensi dari peringatan Hardiknas bukanlah pada seremonial semata, melainkan pada aksi nyata untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Hari Pendidikan Nasional bukan hanya tentang barisan dan bendera, ini adalah tentang janji kita kepada anak-anak Indonesia bahwa mereka berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu tanpa diskriminasi,” tegasnya.

Saefuddin menambahkan bahwa pendidikan merupakan hak dasar sekaligus hak sipil yang melekat pada setiap individu.

Mengacu pada UUD 1945 dan UU Sistem Pendidikan Nasional, ia menekankan bahwa negara wajib memastikan setiap anak, tanpa kecuali, memperoleh pendidikan yang adil dan berkualitas.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan dukungannya terhadap langkah-langkah pemerintah pusat, khususnya Presiden Prabowo Subianto, yang menjadikan pendidikan sebagai prioritas nasional dalam visi Asta Cita.

“Melalui pendidikan, kita bisa memutus rantai kemiskinan. Pendidikan adalah jembatan menuju masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

Saefuddin juga memberikan apresiasi terhadap upaya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang telah melakukan reformasi sistemik sejak Oktober 2024.

Ia mengapresiasi perbaikan tata kelola guru, penerapan kurikulum berbasis deep learning, serta integrasi pembelajaran teknologi seperti coding dan kecerdasan buatan (AI).

“Pendekatan pembentukan karakter menjadi perhatian khusus pemerintah. Program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Pagi Ceria adalah contoh nyata bahwa pendidikan karakter harus dimulai sejak dini dan menyentuh sisi emosional anak-anak,” tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa tanggung jawab pendidikan tidak hanya berada di tangan pemerintah.

“Pendidikan adalah tugas bersama. Orang tua, guru, dunia usaha, media, bahkan tetangga, semuanya punya peran. Tanpa kolaborasi, mimpi kita untuk menciptakan masa depan yang gemilang hanya akan tetap menjadi wacana,” pungkasnya. (*)