IMG-LOGO
Home Daerah Pemkot Samarinda Genjot Kolaborasi untuk Percepatan MBG, Target Tambah 63 Dapur
daerah | samarinda

Pemkot Samarinda Genjot Kolaborasi untuk Percepatan MBG, Target Tambah 63 Dapur

VNS - 29 Agustus 2025 16:43 WITA
IMG
FOTO: Rapat koordinasi membahas MBG yang dipimpin Wali Kota Samarinda, Andi Harun, pada Kamis (28/8/2025) di Balai Kota Samarinda (Ist)

POJOKNEGERI.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Badan Gizi Nasional (BGN) menyepakati langkah percepatan pembangunan Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG) demi kelancaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG).


Kesepakatan itu mengemuka dalam rapat koordinasi yang dipimpin Wali Kota Samarinda, Andi Harun, pada Kamis (28/8/2025) di Balai Kota Samarinda. 


Hadir dalam rapat, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar, Kajari Samarinda Firmansyah Subhan, perwakilan Kodim 0901 Mayor Cba Agung Basuki, Korwil BGN Samarinda Hariyono, Ketua Satgas MBG Suwarso, serta sejumlah kepala OPD.


 Andi Harun menekankan pentingnya kerja kolektif lintas lembaga dan pelaksanaan MBG bukan hanya tanggung jawab satu institusi, melainkan agenda bersama.


“Tidak mungkin program ini berjalan kalau hanya BGN sendiri atau hanya Polri, TNI, maupun pemerintah daerah berjalan sendiri-sendiri yang kita konkretkan hari ini adalah bentuk kolaborasi nyata semua pihak,” tegasnya.


Data sementara menunjukkan, Kota Samarinda membutuhkan 73 SPPG untuk melayani sekitar 135 ribu siswa. Namun, saat ini baru tersedia 10 SPPG. Artinya, masih dibutuhkan 63 tambahan dapur agar program benar-benar menjangkau seluruh sekolah sasaran.


Ia menambahkan, Pemkot sedang menyiapkan sistem berbasis teknologi informasi untuk memantau jalannya MBG secara transparan melalui sistem ini, semua pihak mulai dari pemerintah daerah, Polri, TNI, Kejaksaan hingga BGN dapat memantau distribusi makanan secara real time.


“Mulai dari dapur penyedia pelaksana hingga distribusi akan terpantau bersama. Ini bentuk akuntabilitas kita kepada masyarakat,” ujarnya.


Rapat kali ini disebut sebagai langkah pemetaan awal, meliputi identifikasi kebutuhan, penentuan wilayah prioritas, hingga inventarisasi dapur. Ia menegaskan pekan depan pembahasan akan dilanjutkan lebih teknis.


“Dari 63 dapur yang masih dibutuhkan, kita akan breakdown mana yang paling prioritas khususnya di daerah padat penduduk dengan kebutuhan tinggi. Jadi bertahap, baru kemudian masuk ke wilayah kota. Seperti makan bubur panas, dari pinggir dulu baru ke tengah,” tutupnya.


(Redaksi)