POJOKNEGERI.COM - Kunjungan sejumlah menteri Presiden Prabowo Subianto di Kediaman Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) memunculkan spekulasi publik.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sempat mewanti-wanti soal matahari kembar.
Menurut Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, bahwa silaturahmi baik, tetapi jangan sampai ada matahari kembar.
"Tentu silaturahmi tetap baik ya, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar," ujar Mardani kepada wartawan, Jumat (11/4).
Sementara itu, Direktur Paremeter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai matahari kembar kini bukan lagi rumor atau gosip.
Ia menyebut itu terbukti dari sejumlah menteri Prabowo yang sempat mengaku punya bos lain.
"Soal matahari kembar ternyata bukan rumor lagi, tapi secara faktual memang ada matahari kembar. Buktinya ada sejumlah menteri Prabowo yang mengaku punya bos lain selain presiden saat ini. Selama ini matahari kembar itu sebatas gosip, isu, dan pepesan kosong tak terwujud. Tapi tetap pengakuan sejumlah menteri itu menjadi bukti sahih bahwa ada menteri di kabinet Merah Putih bosnya dua," ujar Adi Prayitno, Sabtu (12/4/2025) dikutip dari detikcom.
Adi pun membeberkan dampak jika memang matahari kembar itu ada dalam Pemerintahan Prabowo Subianto.
Dampak pertama, berkaitan dengan pandangan publik.
"Soal matahari kembar tentu dampaknya dua hal. Pertama, publik menganggap itu tak elok. Karena apapun judulnya bos para menteri kabinet Merah Putih itu hanyalah Prabowo Subianto, bukan yang lain," ucapnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, Adi menilai jika isu matahari kembali tersebut tak segera diluruskan, maka bisa jadi muncul tudingan terkait Pemerintah Prabowo berada di bawah bayang-bayang Solo.
"Tentu itu tak elok dalam politik pemerintahan," pungkasnya.
Sebelumnya, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih menemui Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di kediamannya di Surakarta (Solo), Jawa Tengah. (*)