IMG-LOGO
Home Internasional Peluang Gencatan Sejata Rusia dan Ukraina, Presiden Putin Ajukan Syarat
internasional | umum

Peluang Gencatan Sejata Rusia dan Ukraina, Presiden Putin Ajukan Syarat

Hasa - 15 Maret 2025 12:28 WITA
IMG
Presiden Rusia Vladimir Putin (Ist)

POJOKNEGERI.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengungkapkan pandangannya terkait dengan gencatan senjata dengan Ukraina.

Dalam pernyataannya yang mengejutkan, Putin menyatakan bahwa dia setuju dengan ide gencatan senjata tersebut, menyebutnya sebagai langkah yang benar untuk menuju perdamaian yang lebih abadi.

Namun, Putin juga menekankan bahwa gencatan senjata ini bukan sekadar penghentian sementara dari pertempuran, melainkan sebuah kesempatan untuk mengatasi akar penyebab dari krisis yang telah berlangsung lama.

Menurut Putin, gencatan senjata itu harus mengarah pada perdamaian abadi dan menghilangkan akar penyebab krisis.

Putin menekankan bahwa penghentian permusuhan harus menghasilkan stabilitas permanen, bukan sekadar jeda sementara sebelum konflik kembali pecah. Ia menganggap penting untuk mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan perang agar solusi yang diambil benar-benar menyelesaikan masalah mendasar.

Dia mengaku akan menelepon Presiden AS Donald Trump.

"Kita perlu bernegosiasi dengan kolega dan mitra Amerika kita. Mungkin saya akan menelepon Donald Trump," katanya.

Putin menganggap gencatan senjata 30 hari itu adalah hal baik bagi Ukraina. Tapi, dia mengaku akan tetap mewaspadainya.

Menurut Putin, mengawasi pelaksanaan gencatan senjata akan menjadi tantangan besar karena panjangnya perbatasan antara Rusia dan Ukraina. Rusia ingin memastikan bahwa pihak Ukraina benar-benar mematuhi kesepakatan dan tidak menyalahgunakan momen gencatan senjata untuk memperkuat posisi militernya.

"Akan baik bagi pihak Ukraina untuk mencapai gencatan senjata selama 30 hari," ujarnya.

Salah satu poin persyaratan yang diutarakan Presiden Putin untuk melakukan gencatan senjata dengan Ukraina terkait dengan pengendalikan wilayah Kursk. Putin mengklaim tentara Ukraina yang ada di sana hanya punya 2 pilihan.

"Mereka mencoba pergi, tetapi kondisinya kami sudah mengendalikan penuh. Peralatan mereka sudah ditingglakan. Kini ada dua pilihan bagi orang-orang Ukraina di Kursk, menyerah atau mati," tegas Putin.

Tak berhenti sampai di situ, Presiden Putin juga mempertanyakan mekanisme gencatan selama 30 hari antara Rusia dan Ukraina tersebut.

"Bagaimana 30 hari itu akan digunakan? Apakah nantinya untuk orang-orang Ukraina melakukan mobilisasi? Memperlengkapi senjata? Melatih pasukan? Lalu, bagaimana hal itu dikendalikan?"

Pernyataan Presiden Putin itu sendiri langsung dapat respon dari pemimpin Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Menurutnya, segala persyaratan yang diajukan oleh Putin adalah bukti bahwa Rusia memang tak menginginkan perdamaian dan semata-mata ingin menghabisi orang-orang Ukraina.

"Putin tentu saja takut untuk mengatakan langsung pada Donald Trump bahwa ia ingin melanjutkan perang ini agar bisa menghabisi banyak orang Ukraina. Ia menetapkan banyak syarat agar kebijakan ini tidak berhasil," ujar Volodymyr Zelenskyy.

Di tempat berbeda, Donald Trump selaku Presiden Amerika Serikat, juga ikut angkat bicara. Ia menyebut senang dan dalam waktu dekat berjanji akan bertemu langsung dengan Vladimir Putin.

"Dia (Vladimir Putin) menyampaikan pernyataan yang sangat menjanjikan, walau belum tuntas. Saya ingin sekali bertemu atau berbicara langsung dengannya. Tetapi kita harus mewujudkan gencatan senjata dengan cepat," ujar Donald Trump sebagaimana pemberitaan AFP.

(*)

Berita terkait