IMG-LOGO
Home Daerah Hujan Deras Picu Longsor di Inlet Terowongan Samarinda
daerah | samarinda

Hujan Deras Picu Longsor di Inlet Terowongan Samarinda

Mikhail - 12 Mei 2025 20:07 WITA
IMG
Cuaca ekstrem ini tak hanya menimbulkan genangan dan banjir di sejumlah titik, tapi juga memicu tanah longsor di lereng inlet tunnel (terowongan), Jalan Sultan Alimuddin. (ist)

POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Kota Samarinda kembali diuji oleh bencana alam setelah hujan deras selama hampir tujuh jam, mulai pukul 04.00 hingga 11.00 WITA, Senin, 12 Mei 2025.

Cuaca ekstrem ini tak hanya menimbulkan genangan dan banjir di sejumlah titik, tapi juga memicu tanah longsor di lereng inlet tunnel (terowongan), Jalan Sultan Alimuddin.

Menurut Kepala Dinas PUPR Samarinda, Desy Damayanti, titik longsor terjadi pada sisi kanan lereng inlet tunnel, sebuah area yang sebelumnya telah dimonitor ketat sejak awal tahun.

Hingga 11 Mei 2025, data menunjukkan kondisi lereng masih stabil tanpa indikasi pergerakan signifikan.

Namun, pada pukul 09.17 WITA, Senin pagi, terjadi longsor besar dengan estimasi luas material runtuhan mencapai 210 meter persegi dan volume sekitar 150 meter kubik.

“Langkah pertama adalah mengamankan area dengan sistem SWA, sambil menunggu kondisi lereng stabil sebelum kita bisa mulai membersihkan material runtuhan," jelasnya.

Investigasi geoteknik telah dilakukan sejak Februari 2025 menyusul insiden runtuhan sebelumnya di sisi kiri inlet, yang saat itu ditangani menggunakan metode shotcrete dan rockbolt.

Dalam investigasi bersama Tim Ahli Geologi LAPI ITB dan Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur (BGTS), ditemukan bahwa lereng sisi kanan memiliki talus deposit, material longsoran masa lalu—yang masih labil, terutama di area luar Right of Way (ROW) proyek.

Pemetaan lanjutan dari 18 April hingga 3 Mei memperkuat temuan sebelumnya, dengan penambahan temuan baru berupa area tangkapan air hujan yang cukup besar.

Ini memperburuk kondisi drainase alami lereng, menjadikan struktur tanah semakin rentan ketika hujan deras melanda.

Pemerintah Kota Samarinda telah menerapkan langkah-langkah darurat dan tengah menyusun desain penanganan jangka panjang yang komprehensif.

Beberapa tindakan yang telah atau akan dilakukan antara lain:

1. Pemasangan terpal dan sistem pengamanan SWA untuk mencegah longsor susulan;

2. Pembobokan dan pembersihan shotcrete menggantung, guna menghindari jatuhnya material;

3. Pemasangan shotcrete dua lapis dengan wiremesh di antaranya, untuk memperkuat struktur lereng secara permanen;

4. Monitoring lanjutan terhadap pergerakan tanah dan geologi lereng pasca-intervensi darurat.

“Ini bukan hanya soal memperbaiki lereng yang rusak. Ini soal membangun sistem perlindungan jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang,” tegas Desy. (*)