POJOKNEGERI.COM - Penetapan tersangka empat mahasiswa Prodi Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman (Unmul) mendapat tanggapan dari Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unmul, Prof. Moh Bahzar.
Diketahui keempat mahasiswa ini diduga hendak melakukan aksi anarkis dengan perakitan 27 bom molotov, saat pelaksanaan demo di kantor DPRD Kaltim pada 1 September 2025 kemarin.
Namun demikian, Prof Bahzar mendesak agar pihak Polresta Samarinda bisa cepat memburu dan mengungkap dua orang lainnya, yang disebut sebagai aktor intelektual dalam kasus perakitan 27 bom molotov.
“Tentu otak di balik itu yang perlu dicari,” tegas Prof Bahzar saat menghadiri pers rilis di Polresta Samarinda, Rabu (3/9/2035).
Selain itu, Prof Bahzar juga menegaskan kalau pihaknya akan memastikan pendampingan hukum bagi empat mahasiswa Program Studi Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang ditetapkan sebagai tersangka.
“Kami pasti memberikan pendampingan hukum. LBH Fakultas Hukum akan mengadvokasi mahasiswa dalam persidangan,” ujarnya.
Meski memberikan bantuan hukum, Bahzar menekankan Unmul tetap menghormati proses hukum dan menjunjung asas praduga tak bersalah.
Menurutnya, pihak kampus menunggu putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
“Kalau nanti terbukti bersalah, tentu akan ada sanksi sesuai aturan kampus. Namun, kita menunggu hasil persidangan terlebih dahulu,” jelasnya.
Bahzar juga menyampaikan apresiasi terhadap aparat kepolisian karena berhasil mengantisipasi tindak anarkis yang bisa berpotensi memicu kekacauan luas.
“Kita syukuri, demonstrasi kemarin berjalan damai, tanpa anarkis maupun pembakaran. Itu menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua,” katanya.
Lebih lanjut, Wakil Rektor Unmul juga menilai kerja sama antara kampus, mahasiswa, dan aparat kepolisian menjadi kunci terciptanya situasi yang aman dan kondusif di Kaltim. Ia menyandingkan pengalaman di sejumlah daerah lain, seperti Jakarta dan Surabaya, yang kerap diwarnai kericuhan saat demonstrasi.
“Alhamdulillah Kalimantan Timur kondusif. Ini karena ada sinergi masyarakat, mahasiswa, dan polisi. Ke depan, tentu koordinasi antara fakultas, program studi, dan organisasi mahasiswa akan lebih diperkuat demi menjaga nama baik almamater,” pungkasnya.
(tim redaksi)