POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Gerakan Nahdlatul Ulama (NU) Kota Samarinda memasuki babak baru dalam upaya memperkuat ekonomi umat melalui pembentukan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU).
Langkah strategis ini ditandai dengan peluncuran program Koperasi NU Mart, sebagai wujud nyata komitmen NU dalam mendorong kemandirian ekonomi dari akar rumput.
Peluncuran Koperasi NU Mart berlangsung bersamaan dengan gelaran Pameran dan Bazaar UMKM Kota Samarinda 2025 yang digelar pada 17–25 Mei di Lapangan Parkir GOR Segiri, dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama.
“Koperasi NU Mart bukan hanya soal berdagang, ini tentang membangun kemandirian ekonomi umat dari bawah. Kita ingin membuktikan bahwa NU juga bisa jadi penggerak ekonomi rakyat,” ujar Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Samarinda, yang juga menjabat sebagai Pembina LPNU.
Koperasi ini akan menjadi wadah kolaboratif bagi pelaku usaha mikro dan kecil, sekaligus ruang gotong royong untuk menghadirkan sistem ekonomi berbasis komunitas.
LPNU Kota Samarinda akan membuka keanggotaan secara luas dan memberikan pendampingan menyeluruh, mulai dari legalitas usaha, pelatihan, akses permodalan, hingga fasilitasi pemasaran.
“UMKM dan koperasi adalah pondasi ekonomi bangsa. Sudah saatnya kita perkuat dari basis umat,” lanjutnya.
Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, turut memberikan arahan dalam kesempatan terpisah, agar NU di seluruh tingkatan organisasi berfokus pada kemanfaatan konkret bagi umat, bukan semata pada pembesaran struktur organisasi.
“Pengurus NU jangan hanya berpikir untuk membesarkan lembaga tapi hadir memberi manfaat nyata bagi umat Islam dan seluruh masyarakat,” tegasnya.
Kegiatan bazaar yang diselenggarakan LPNU ini juga diramaikan dengan jalan sehat, lomba-lomba rakyat, dan partisipasi puluhan UMKM lokal, menjadikannya sebagai pesta ekonomi rakyat yang inklusif.
Dukungan juga datang dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Kaltim, Pemerintah Kota Samarinda, DPRD, serta sponsor dari sektor swasta.
“Ini adalah gerakan bersama. Tanpa sinergi, mustahil kita bisa mendorong perubahan nyata di sektor ekonomi akar rumput,” tutupnya. (*)
