IMG-LOGO
Home Ekonomi Lantik Pejabat di Kementerian Keuangan, Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global
ekonomi | umum

Lantik Pejabat di Kementerian Keuangan, Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global

Hasa - 14 Juni 2025 15:05 WITA
IMG
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

POJOKNEGERI.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik pejabat pimpinan tinggi pratama dan pejabat pada unit organisasi non eselon Kemenkeu.

Ada 139 orang yang dilantik, yang tersebar di 13 unit eselon 1, unit non-eselon serta badan layanan umum di lingkungan Kementerian Keuangan.

Dalam sambutannya, Sri Mulyani mengingatkan kondisi perekonomian global yang saat ini masih dilanda ketegangan.

Lebih lanjut ia mengatakan saat ini merupakan sebuah periode yang luar biasa dengan komitmen besar untuk mewujudkan program-program Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto. 

Program tersebut kata dia membutuhkan dukungan keuangan negara, sehingga keuangan negara harus terus mampu dikelola agar mampu mendukung tujuan nasional.

"Keuangan negara harus terus mampu dikelola agar mampu menjadi instrumen penting di dalam mendukung tujuan nasional memastikan bahwa seluruh rupiah yang dikumpulkan dan dibelanjakan dikelola untuk kemakmuran masyarakat, untuk mencapai keadilan dan kemakmuran serta peradaban bagi Indonesia," kata Sri Mulyani, Jumat (13/6/2025).

Di samping tanggung jawab besar itu, ia mengingatkan bahwa dunia saat ini dalam situasi yang tidak mudah.

Berbagai tantangan masih terus dan bahkan akan terus terjadi. Hal ini baik dari sisi ekonomi maupun geopolitik.

"Dunia penuh dengan hubungan yang bersitegang. Adanya persaingan geopolitik menimbulkan fragmentasi ekonomi dan ini memberikan imbas yang luar biasa. Baik dari sisi pertumbuhan ekonomi, harga komoditas, persaingan geopolitik dan keamanan, termasuk larangan atau regulasi ekspor-impor yang luar biasa disruptif. Ini adalah sesuatu yang sedang dan akan terus terjadi," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan, dalam sejarahnya banyak yang menyamakan situasi saat ini dengan saat masa-masa awal tahun 1940 atau bahkan 1930. Pada kala itu, terjadi krisis ekonomi yang sangat parah, salah satunya yang dikenal dengan 'Great Depression' atau 'Depresi Berat'.

"Ini menunjukkan bahwa kita perlu waspada. APBN selalu menjadi instrumen yang penting dan diandalkan. Karena lingkungan, baik ekonomi dan politik global, maupun nasional, tidak 100% selalu bisa kita kontrol,” pungkasnya

(*)

Berita terkait